Translate

Kamis, 08 September 2016

CERBUNG

HARI ESOK AKAN LEBIH BAIK



Aku tengadah menikmati rintik hujan yang tengah turun, berharap hujan akan lebih deras lagi, karena aku perlu hujan untuk menenangkan hatiku. Tema hidupku hari ini adalah “Rain is Beautiful” entah aku terlalu berlebihan atau aku memang tengah dirasuki sesuatu yang lebay. Yang pasti dengan begini aku akan baik - baik saja. Lalu lintas di jalanan lenggang, hanya ada segelintir orang yang tetap berlalu lalang dan repot - repot mambawa payung dan memakai jas hujan. Aku akhirnya berdiri dan melanjutkan perjalanan, ketika aku asyik bermain-main dengan pikiranku sendiri tiba-tiba ada seseorang yang menabrakku. Aku berseru dalam hati, lalu menatap orang tersebut. Berdiri di hadapan seorang wanita jepang berkulit coklat halus yang tengah memegangi bahunya yang kemungkinan karena disitulah titik kami saling bertabrakan. Aku membiarkan saja bahuku yang berdenyut protes.
Sorry! Really really sorry..i didn’t see you. I’m hurried...are you okay? ,”  Sama sepertiku ia basah kuyup karena ia tak mengenakan payung, jas hujan, dan sebangsanya.
Okay, i’m fine.Where will you go?,” dengan sedikit kemampuan bahasa inggrisku aku menjawab.
You can speak in English. Oh thanks God. Finally i found someone can communicate to me. I’m lost in this city. I will go home after i arrounded this city,’’
Are you alone? ,”
“yes, i’m alone. Could you help me?,” Ia menatapku serius.
Yes. Where do you live? ,”
I live on Veronica street number 17 in this city, and my number house is 17th too. Do you know where it is? ,’’ Aku terpaku mendengar jawabannya, bukannya itu rumahku. Siapa dia? Kenapa tiba- tiba rumahku didatangi makhluk berwajah jepang seperti ini ?
When did you arrive here? ,’’
  I arrived this morning, why ? ,’’ Pagi ini, ia tiba di rumahku pagi ini. Kenapa aku tidak tahu jika akan kedatangan tamu. Ibu tidak memberitahuku.
Why do you come here ? ,’’
  I moved from Tokyo, Japan. Because i followed  my Dad, and We have a family who lives here, and i will live here,’’
Can You speak in Indonesian ? ,’’
“A bit,  I can. I ever learned indonesian. Selamat Pagi,’’Ia mengucapkan selamat pagi dengan fasihnya. Akan tetapi permasalahannya bukan itu tetapi siapa dia?Siapa wanita ini?maksudnya apa? Keluarga? Drama apa lagi ini?
Sorry, who are you?,’’ Aku memicingkan mataku menatapnya terpengaruh melihat matanya yang sipit. Ia tersenyum simpul tapi masih ada sedikit kebingungan pada wajahnya.
I’m Natsuka Kaneshiro, you can call me Nata. And you?what’s  your name?I ever seen your face,’’ Dia mengulurkan tangannya padaku.
I’m Elezar Nessia, Nessi,’’ Aku menerima uluran tangannya, kami berjabat tangan sesaat.Ia tersenyum bahagia, sementara sikapku masih ketus. Aku adalah tipikal yang selalu curiga bukan apa-apa akan tetapi waspada kepada orang yang baru dikenal, ibuku selalu mengajarkan ini padaku. Aku memang tidak pulang malam ini, aku lembur kerja di toko buku. Dan saat sebelum aku berangkat bekerja paruh waktuku kemarin aku bercekcok dengan Ibuku. Ia mengatakan telah menikah kembali di jepang 2 bulan yang lalu tanpa sepengetahuanku. Apa itu tidak gila namanya? Ia telah meninggalkanku seorang diri di Indonesia selama 1 tahun, pulang- pulang ia mengatakan bahwa ia telah menikah. Rasanya aku bukan lagi anaknya. Keluargaku memang rumit. Orangtuaku telah bercerai ketika aku duduk dibangku  kelas 1 SMA semester awal, ayah menikah tak lama setelah bercerai dengan ibuku. Ibuku yang masih terpukul menyibukkan diri dengan bekerja. Kebetulan ia adalah karyawan sebuah perusahaan jepang yang bercabang di Indonesia, dan  dipindah tugaskan ke jepang. Aku yang ketika itu duduk di kelas 2 SMA semester awal tidak mau ikut dengannya karena alasan aku tidak mau pindah-pindah sekolah. Akhirnya ia menitipkan aku pada nenek. Dan sepertinya aku tahu siapa wanita yang seumuran denganku ini.
Sorry, Could you bring me home? ,’’ sepertinya ia mulai tak sabar menungguku. Aku mengangguk saja lalu berjalan didepannya sebagai navigator. Pakaian kami sama-sama basah, Ia sama denganku tidak memakai payung atau jas hujan. Tapi yang aku heran dari manusia yang katanya dari jepang ini adalah mengapa kulitnya berwarna coklat layaknya orang indonesia justru berbanding terbalik denganku yang memiliki kulit putih seperti kulit mereka. Hanya memerlukan waktu beberapa menit saja kami sudah berada di depan rumah kami. Nata tersenyum girang, ia melonjak bahagia lalu entah mengatakan apa dengan bahasa ibunya. Aku hanya nyengir kuda, lalu membuka pintu gerbang yang hanya setinggi kepalaku untuknya. Kini Nata tertegun. 

BERSAMBUNG......
Sudah lama tidak menulis di blog ini, jujur buat blog ini karena tugas saja. Hohoho...Dan butuh dua tahun untukku mengingatkan pada blog ini...

nah untuk itu penulis mau konsen lagi deh nulis disini...tunggu saja yaaaa...(nggak penting amat) :)
Dengan menu yang lebih spesial...hahaha












Ttd.

Layla